KepalaBendung Pintu Air Kota Tangerang Sumarto menetapkan bendung pintu air 10 dalam level siaga, karena ketinggian air dan meluapnya air Sungai DebitAir Bendungan Nambo Randudongkal) "Kita pantau terus seluruh tinggi limpas bendung, dan dikendalikan degan mengalirkan ke seluruh jaringan irigasi yang ada, serta diatur oleh pintu air sekunder sebelum masuk ke tersier hingga sawah," katanya. Selain ke irigasi dan anakan tersier, pembuangan air ke Kali Comal akan dilakukan jika semua Pintuair. Hujan Deras, Volume Sampah di Pintu Air Manggarai Meningkat. 07-Juni-2022 11:32. Turun, Status Pintu Air Pasar Ikan Menjadi Siaga Tiga. Bendungan Katulampa dan Pos Pantau Cipinang Hulu Kembali Normal. 06-Februari-2021 09:38. Waspada! Pintu Air Pasar Ikan dan Marina Masih Siaga 2. Metrobanten Kota - Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Benteng (TB) Kota Tangerang membenarkan adanya kebocoran di Pintu Air 10 tepatnya di pintu nomor 4 dan 5, namun kebocoran tersebut tidaklah serius serta masih dapat ditangani oleh pihak penjaga pintu air 10 dan PDAM.. Humas PDAM TB, Ikhsan Sodikin mengatakan, pihaknya sudah mengecek kelapangan pada Senin (7/1/18) dimana terdapat Berapakahnilai F apabila D=1, 0 m dan h=2 m. 21. Pintu air berbentuk segiempat dengan tinggi H=3 m dan lebar 1, 5 m. Pintu tersebut direncanakan untuk membuka secara otomatis apabila tinggi air h=1 m. Tentukan lokasi dari sumbu putar horisontal O-O'. 22. Pintu air seperti gambar mempunyai sendi di A memisahkan air didalam waduk dengan Vay Tiền Trả Góp Theo Tháng Chỉ Cần Cmnd Hỗ Trợ Nợ Xấu. 403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID qchk0z9qEBYZPSLyKFXEYx4sAPQZr884NxBkBWVK_zxsDsIxY3bL5Q== Tangerang dikenal sebagai kota kawasan 1000 industri. Hal ini karena sebagian besar wilayah Tangerang merupakan kawasan Industri. Namun tahu kah kamu di Tangerang juga ada sebuah bendungan yang kerap dijadikan sebagai destinasi untuk refreshing? Ya, Bendungan ini disebut Bendungan Pintu Air Sepuluh. Lokasinya berada di daerah Kota Tangerang, tepatnya Sungai Cisadane. Orang-orang setempat menyebutnya Bendungan Pasar Baru Irigasi Cisadane atau Bendungan Sangengo. Sesuai namanya, Bendungan Pintu Air Sepuluh memiliki 10 pintu air dengan lebar masing-masing 10 meter . Bendungan ini merupakan peninggalan dari zaman kolonialisme Belanda lho! Hingga saat ini, fisiknya masih kokoh dengan keaslian bangunan yang masih terjaga, serta dapat dimanfaatkan sesuai fungsinya. Yuk, simak sejarahnya pada artikel di bawah ini. Sejarah Bendungan Pintu Air SepuluhBendungan Pintu Air Sepuluh mulai dibangun pada pada awal abad ke-20, yakni pada masa pemerintahan kolonial Belanda di Indonesia. Pembangunan bendungan ini merupakan salah satu bentuk manifestasi Politik Etis atau Politik Balas Budi yang dicetuskan oleh Van Deventer dari Belanda. Salah satu dari tiga isi program Politik Etis atau yang disebut dengan Trias Vandeventer ini adalah irigasi, yakni membangun pengairan-pengairan dan bendungan untuk keperluan pertanian. Pada masa itu, Tangerang dijadikan sebagai kota benteng pertahanan Belanda di Indonesia. Oleh karena itu, mereka memutuskan untuk membangun infrastruktur di wilayah tersebut. Kebetulan di sana ada Sungai Cisadane yang mengalir hingga sepanjang 126 km melintasi Kota Tangerang. Jadi daerah tersebut dirasa tepat untuk menjalankan Politik Etis Belanda. Berdasarkan catatan sejarah, selain memanfaatkan tenaga penduduk setempat dalam pembangunan bendungan ini, pemerintah Belanda juga mendatangkan pekerja dari Cirebon. Peran Bendungan Pintu Air Sepuluh dalam kehidupan masyarakat Tangerang Sejak zaman pemerintahan Kerajaan Tarumanegara, Sungai Cisadane telah difungsikan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat, terutama yang hidup di daerah aliran sungai. Hingga awal pemerintahan Hindia Belanda, peranan sungai ini masih sama. Sejak pembangunan Bendungan Pintu Air Sepuluh di Sungai Cisadane, peran penting sungai ini berubah lebih besar, yakni untuk keperluan irigasi. Dengan bantuan bendungan ini, air dapat dialirkan hingga ke 1500 Ha sawah yang terbentang dari Kota Tangerang hingga Kabupaten Tangerang. Selain untuk keperluan irigasi, tinggi bendungan yang mencapai 110 meter tersebut dibuat untuk mencegah banjir. Sebelumnya, pemerintah Belanda juga membangun fasilitas yang berfungsi untuk pengolahan air bersih. Letaknya persis di samping bendungan. Namun oleh pemerintah lokal, tempat tersebut dialih-fungsikan menjadi kantor PDAM untuk kawasan Tangerang. Menjadikan Bendungan Pintu Air Sepuluh sebagai destinasi wisata Bagi orang-orang yang ingin memanjakan mata dengan bangunan bersejarah dan panorama alam, Bendungan Pintu Air Sepuluh dapat dijadikan sebagai opsi. Meskipun berada di wilayah Kota Tangerang, tempat ini tidak hingar-bingar seperti Jakarta. Suasana ini membuat Bendungan Pintu Air Sepuluh sangat cocok dijadikan sebagai tempat untuk menenangkan pikiran. Saat ini, masyarat yang tinggal di daerah Tangerang sering memanfaatkan tempat tersebut untuk sekedar refreshing, jogging di jalanan sekitar bendungan, hingga menunggu matahari terbenam. Bagi orang-orang yang hobi fotografi, pemandangan Sungai Cisadane dan Bendungan Pintu Air Sepuluh dapat menjadi lokasi foto yang photogenic dan instagramable. Harapannya, masyarakat dan pemerintah dapat tetap bersama-sama menjaga keaslian bangunan bersejarah tersebut. Sehingga untuk ke depannya, Bendungan Pintu Air Sepuluh sebagai bagian dari sejarah kolonialisme di Indonesia, dapat lebih dikenal oleh orang-orang yang berasal dari luar Tangerang. Nah, itu dia sejarah, peran, serta fungsi Bendungan Pintu Air Sepuluh di Tangerang. Sebagai masyarakat Indonesia yang tidak ingin melupakan secara, bagaimana, kamu tertarik mengunjunginya? TANGERANG, - Ketinggian debit air di Bendungan Pasar Baru atau Pintu Air 10 di Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang, mengalami peningkatan pada Kamis 28/10/2021 malam atau berstatus siaga 1. Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Tangerang Ghufron Falveli berujar, ketinggian debit air di Pintu Air 10 sempat mencapai 500 sentimeter. Untuk informasi, sungai yang mengalir menuju Pintu Air 10 adalah Sungai Cisadane. Dia menyebut, peningkatan itu terjadi karena ada kiriman air dari Bendungan Batu Belah di Bogor, Jawa Barat. "Pintu Air 10 sudah siaga 1, ketinggian air sekitar 500-an sentimeter," ungkapnya melalui sambungan telepon, Kamis malam. Baca juga Warga Perumahan di Tangerang Protes Pemetaan Google Street View Petugas Pakai Surat Endorse Berdasar ketinggian itu, kata dia, ada potensi munculnya banjir di sejumlah wilayah di Kota Tangerang. Beberapa lokasi yang berpotensi banjir, yakni di Kelurahan Panungganan Barat, Kecamatan Cibodas; dan Kelurahan Gondrong, Kecamatan Cipondoh. Oleh karena itu, sejumlah personel BPBD tengah bersiaga di sejumlah titik, termasuk di Kelurahan Panunggangan Barat dan Kelurahan Gondrong. "BPBD kita perintahkan untuk siaga di titik rawan banjir di sepanjang jalur Sungai Cisadane," ucapnya. "Kita sudah kerahkan pasukan untuk monitoring seandainya ada potensi banjir, kita sudah koordinasi dengan lurah dan camat," sambung dia. Selain itu, guna meminimalisasi munculnya banjir, pihak Pintu Air 10 sudah membuka sejumlah pintunya agar aliran sungai dapat mengalir. Baca juga Dikeluhkan Ambil Foto Perumahan Tanpa Izin, Google Minta Maaf dan Hapus Pemetaan Perumahannya Hingga saat ini, Ghufron menyebut bahwa belum ada wilayah di Kota Tangerang yang tergenang banjir. Dia berharap hujan tidak terjadi di Bogor. "Semoga di sana Bogor enggak hujan. Semoga dari debit air di sana tidak menimbulkan genangan di kita," harapnya. Seorang petugas di Pintu Air 10 mengatakan, pihaknya sempat membuka lima dari 10 pintu air yang ada. Saat ini, pihaknya hanya membuka tiga pintu air karena debit di sana sudah menurun. "Sekarang debit airnya 400 sentimeter, tadi tertinggi sempat sekitar 530 sentimeter," tuturnya saat ditemui, Kamis. Meski sudah mengalami penurunan debit air, petugas tetap berjaga di lokasi tersebut. Bagi warga yang terlibat bencana, maka dapat menghubungi nomor darurat ke 122 atau 021 558 2144. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Home / SEJARAH / Sejarah Dan Keangkeran Bendungan Pintu Air 10 Cisadane Bendungan Pintu Air 10 Cisadane Tangerang – OaseIndonesiaNews Bendungan Pasar Baru atau biasa disebut oleh masyarakat Tangerang dengan Pintu Air 10 Cisadane. Dibangun pada tahun 1927, selesai dan diresmikan tahun 1930. Selain menjadi pengendali air kiriman dari kota Bogor, bangunan bersejarah tersebut difungsikan untuk mengairi areal persawahan seluas Hektar. Bangunan yang terletak di jalan Tubun, Kelurahan Koang Jaya, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang, Provinsi Banten ini saat zaman penjajahan kolonial memiliki peranan yang penting. Antara lain sebagai sumber air bagi irigasi warga dan pengendali volume air yang akan bermuara ke lauy di wilayah Kabupaten Tangerang. Bendungan ini awalnya bernama Bendungan Sangego, kemudian berubah menjadi Bendungan Pintu Sepuluh atau Bendungan Pasar Baru. Perubahan pada bendungan ini tidak terlalu banyak karena terlihat dari peralatan dan mesin yang digunakan sudah tua. Bendungan Pasar Baru mempunyai 10 pintu air dari besi dan 11 tiang penopang. Konstruksi bendungan terbuat dari beton bertulang. Pada sisi utara dan selatan bangunan terdapat rel lori yang digunakan untuk mendistribusikan pintu air pengganti jika ada pintu air yang rusak. Bendungan memanjang dari timur ke barat dengan panjang 125 m dengan rincian 10 jumlah pintu air, lebar pintu 10 m, 3 intake, 2 pintu penguras lumpur, tinggi pintu bawah 5 m, tinggi pintu atas 3 m, dan berat pintu masing-masing 25 ton. Bangunannya memiliki dua tingkat. Penghubung ke lantai atas menggunakan tangga yang berada di ujung timur dan barat bangunan. Bagian ujung barat dan timur bangunan menggunakan tegel berwarna abu-abu, bercorak kotak-kotak dan berukuran 20 x 20 cm. Pada lantai dua terdapat 5 ruang yang berisi penggerak pintu air. Alat-alat yang digunakan pada bendungan ini sudah cukup mengkhawatirkan sehingga perlu dilakukan perbaikan. Pintu masuk bendungan Di sebelah barat bendungan terdapat bangunan berdenah persegi, dengan pintu berupa rolling door dari besi. Bangunan tersebut digunakan untuk menyimpan lori dan difungsikan sebagai gudang. Lori digunakan untuk membawa pintu air pengganti dan gudang. Keadaan bangunan tersebut dalam keadaan cukup terawat, dan lori masih bisa digunakan hingga sekarang. Perbaikan tambal sulam pun kerap dilakukan agar bangunan cagar budaya ini tetap berdiri kokoh. Saat ini, pengelolaan bendungan tersebut menjadi kewenangan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane BBWSCC Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum. Dan menurut data yang dihimpun dari antara, rehabilitasi bendungan tersebut terakhir dilakukan pada 2019 lalu dengan menelan dan sebanyak Rp 90 miliar. Selain itu, bendungan yang berada di lintasan Sungai Cisadane ini juga menjadi sumber air baku bagi wilayah Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang dan Tangerang Selatan. Selain itu, bangunan tersebut juga dimanfaatkan Pemprov Banten untuk menambah Pendapatan Asli Daerah PAD. Yaitu dengan mengambil pajak dari penggunaan sumber air baku yang bersumber dari Sungai Cisadane. Pintu Air Pintu Air 10, masih terlihat kokoh walaupun sudah berusia hampir satu abad. Bangunan ini disebut-sebut sebagai salah satu icon Tangerang. Namun, di balik megahnya bangunan Pintu Air 10 tersimpan cerita misteri yang membuat bulu kuduk berdiri. Pintu Air 10 dalam pembangunannya juga tidak sedikit memakan korban jiwa. Rano Mardiansyah, salah satu penjaga bendungan Pintu Air 10 mengatakan tidak sedikit orang yang melintas melihat sosok putih sedang berdiri di tengah-tengah bendungan. Bahkan, kalau malam Rano juga suka menedegar suara-suara aneh seperti jeritan minta tolong dan perempuan tertawa. “Memang sering terjadi hal-hal aneh, karena kebanyakan mayat-mayat yang hilang karena hanyut pasti berujung ditemukan di bendungan ini. Entah tersangkut atau bahkan hanya mengambang,” cerita Rano. Tidak hanya itu, Rano juga menjelaskan, di bendungan Pintu Air 10 ada tiga makluk gaib yang sering terlihat, yaitu kuntilanak, manusia tanpa kepala dan kepala saja. “Mereka yang paling sering terlihat oleh orang-orang yang melintas bahkan yang suka mancing malam-malam. Masyarakat setempat memiliki mitos terkait Pintu Air 10. Mereka percaya adanya penunggu yang mendiami bendungan yang dibangun dari zaman Belanda itu,” tambahnya. Ritual yang dilakukan adalah pemotongan tiga sapi dewasa dipotong, lalu kepalanya di tanam atau dikubur di tanah tak jauh dari pintu air. Tanah tersebut kemudian ditaburi kembang tujuh rupa. Selanjutnya daging sapi dibagikan kepada warga sekitar. Kemudian malamnya dilakukan pengajian dan syukuran. Namun begitu, bendungan Pintu Air 10 merupakan salah satu icon Tangerang, dan banyak juga yang melakukan foto pra wedding di lokasi tersebut. WD/Berbagai Sumber

bendungan pintu air 10